Tuesday, April 12, 2011

SELAYANG PANDANG






Selayang pandang
Pencak adalah beladiri warisan leluhur kita, dimulai dari silat sebagai beladiri fisik, sampai beladiri olah pernapasan. Yang kelak dikemudian hari dikenal dengan beladiri tenaga dalam. Tidak dapat disangkal lagi semua beladiri olah pernapasan, berasal dari jurus jurus silat. Pengembangan jurus jurus silat menjadi jurus olah pernapasan tentu sudah melalui laku dari para pendekar utama di zamanya.

Pencak silat sudah dikenal sejak bumi nusantara mengenal peradaban. Dimulai dari kerajaan Hindu pertama di Kutai Kalimantan Timur. Sedangkan kerajaan tertua di tanah Jawa terdapat di Jawa Barat yang dikenal dengan Kerajaan Hindu Tarumanegara dengan prasasti Batu tulis yang terkenal berada di kota Bogor. Pengembara asal daratan China Fa Hian membukukan kejayaan Tarumanegara pada tahun 414 Masehi. Kepercayaan masyarakat pada waktu itu adalah kepercayaan Sunda wiwitan dan agama Hindhu.
Kearifan sang raja Purnawarman menyebabkan kepercayaan sunda wiwitan maupun agama Hindhu dapat hidup berdampingan secara Damai.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan surutnya kejayaan Tarumanegara di Jawa Barat. Tidak banyak catatan sejarah yang bisa menggali sumber penyebab surutnya kerajan Hindhu Tarumanegara.

Catatan sejarah dinasti Tarumanagara yang terakhir adalah prabu Turusbawa. Pada masa itu kerajaan Tarumanagara dibagi 2 yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
Surutnya Tarumanegara di Jawa Barat, beralih ke Jawa Tengah setelah kerajaan Sunda Galuh menyatukan diri dengan kerajaan Kalingga karena ikatan perkawinan, dengan munculnya Kerajaan Kalingga dengan Ratu perempuan yang bernama Ratu Shima. Yang menurunkan dua dinasti yang di sebut dengan dinasti Sanjaya dan dinasti Sannaha yang melahirkan kerajaan besar Sriwijaya dan Mataram Kuno.
Swarnadwipa (Sumatra) pernah menjadi pusat agama Buddha dimasa jayanya kerajaan Sriwijaya. Sudah tentu pencak silat yang berasal Sumatra menyebar kekawasan semenanjung melayu dan daratan Asia seperti Thailand dan Indocina. Sampai saat ini beladiri di wilayah itu memiliki kemiripan jurus jurus silat pulau Sumatra.

Runtuhnya kerajaan Sriwijaya berganti dengan munculnya Kerajaan Mataram Kuno di abad ke 7 ~ 8. Kedua dinasti Sannaha dan Sanjaya bersatu menciptakan karya besar berupa candi Borobudur. Terjadi pembauran beladiri diri asli Sumatra dengan beladiri asli jawa. Sehingga pada saat ini kita tidak ketahui dengan jelas pencak Silat yang asli dari tanah Jawa masih ada atau tidak. Karena factor asimilasi budaya maka pencak silatpun terbaur menjadi satu. Tetapi yang pasti bahwa Pencak Silat adalah produk budaya bangsa Indonesia.

Dikawasan Nusantara terdapat 3 Bandar yang besar. Yang terletak di pulau yang berbeda.
Sumatra barat (Minangkabau), Sundakelapa (Taruma negara) di Jawa, Jumpandang (Gowa) di Sulawesi. Di Sulawesi sendiri teradat silat asli dari Bugis yakni mamancak Gayong dan mamancak Sendeng. Alur perdagangan dan alur budaya diikuti penyebaran ilmu beladiri, Sehingga pengaruh silat Sumatra sangat kental di wilayah pulau Jawa melalui Bandar Sundakelapa. Demikian pula pengaruh silat Bugis pun ikut masuk ke Jawa melalui pintu yang sama yaitu bandar Sunda Kelapa. Demikian pula masuknya beladiri asal Cina melalui jalur perdagang sangat mempengaruhi bentuk dan gaya silat yang tumbuh dan berkembang di daratan Jawa.
Jelasnya sekarang kita tidak akan temukan Pencak Silat asli Jawa. Karena sudah terbaur akibat dari asimilasi budaya. Kita orang Jawa benar benar beruntung memiliki ragam aliran pencak silat yang begitu banyak.
Karena masuknya pencak silat di pulau Jawa melalui Bandar Sunda Kelapa yang berada diwalayah barat Jawa, maka Jawa Barat menjadi sentra pengembangan Pencak Silat di Pulau Jawa. Banyak pendekar tangguh di seluruh pulau Jawa memiliki keterampilan pencak silat karena mereka menggali ilmu dari Jawa barat.
Sebagai gambaran, Kerajaan Majapahit yang terkenal kuat gagal untuk bisa menaklukan Jawa Barat. Sehingga hampir di semua kota di Jawa barat Khususnya kota Bandung tidak ada nama jalan yang berbau Majapahit. Tidak ada jl. Gajah mada atau jl Hayamwuruk di kota Bandung atau di kota-kota wilayah
Parahiyangan.

Ilmu Pernapasan / tenaga dalam banyak dipengaruhi oleh hadirnya beladiri asal daratan Cina. Hal ini diperkuat atas hadirnya armada laut Cina yang dipimpin oleh laksamana Mo Tjeng Go. Bukti hadirnya laksmana Tjeng Go berupa kuil / kelenteng Gunung Batu di Semarang. Hadirnya armada laut dan imigran dari Cina, Bandar Sunda Kelapa semakin kaya akan budaya. Khususnya perkembangan beladiri Pencak Silat yang bartambah dengan seni beladiri pernapasan.

Di abad ke 16, Ilmu-ilmu Hikmah mulai dikenal masyarakat berkat masuknya agama Islam yang penyebaranya atas inisiatip Dinasti Ottoman (Utsmaniyah) yang mengirim 9 ulama yang memiliki kharomah. Sebenarnya di Jawa sudah mengenal ilmu-ilmu Hikmah sejak jaman Hindhu Budha seperti ilmu hikmah yang berasal dari dinasti Shambala Tibet.
Asimilasi ilmu-ilmu Hikmah asal tanah Arab dengan ilmu-ilmu hikmah Hindhu Budha terjadi pada saat-saat hampir runtuhnya Kerajaan Majapahit. Maka tidak aneh mantera ilmu-ilmu hikmah merupakan perpaduan dua bahasa. Yaitu bahasa Arab dan bahasa Jawa.
Oleh karena itu Pulau Jawa yang merupakan pulau yang memiliki penduduk terbanyak di kawasan Nusantara menjadi pusat berkembangnya ilmu beladiri yang memiliki warna yang spesifik dimulai dari beladiri pencak silat menyatu dengan beladiri pernapasan serta ilmu hikmah menjadi satu kesatuan beladiri yang tidak terpisah.

RIWAYAT HIDUP ABAH ANDADINATA



Abah S.Andadinata
Pendiri Gerak Badan Pencak Margaluyu pusat


S. Andadinata yang memiliki darah menak Sumedang dan lebih suka menjalani kehidupan pribadinya secara mandiri tanpa tergantung pada orang lain. S. Andadinata dilahirkan dIi didesa Pasirangin Rancabayawak yang berada di wilayah Majalaya sekitar 30KM tenggara kota Bandung, pada tahun sekitar 1893. Tidak diketahui tepat tanggal dan bulan kelahirnya. Semasa hidupnya, sebagian besar dilalui melalui petualangan ke seluruh antero Jawa Barat utamanya wilayah Parahiangan. Sebagai petualang sudah barang tentu harus membekali diri dengan kemampuan beladiri yang mumpuni agar dapat survive.

Keahlian ilmu ilmu hikmah dari para ulama, utamanya yaitu dari mama ajengan Syeh Haji Abdul Kahpi seorang ulama di wilayah Petaruman Tarogong Garut. Ilmu Hikmah yang didapat diantara lain adalah ilmu Haqmaliyah. Sampai saat ini ilmu Haqmaliyah masih eksis dilaksanakan oleh anak keturunanya. Ilmu pencak silat pertama yang dikuasai oleh abah Andadinata adalah Silat jurus Peksi Muih sebagai warisan dari keluarganya. Yang kelak dikemudian hari inti dari tata gerak jurus peksi muih menjadi jurus Payung Rasul. Sampai saat ini jurus silat Peksi Muih masih eksis dan boleh dipelajari oleh warga penghayat Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat.
Semua senior Marga Pusat dipastikan tahu jurus silat peksi muih. Penyederhanaan tata gerak jurus silat peksi muih dengan melakukan kompilasi inti tata geraknya dipadukan dengan ilmu hikmah yang ber lafads Allah Muhammad Adam Rasul, Berkah Allah Sahabat Rasul, maka terciptalah jurus Payung Rasul.


Pada masa itu ilmu pencak silat yang jurus-jurusnya bermuatan / menyatu dengan ilmu hikmah masih belum banyak di kenal masyarakat. Untuk meyakinkan bahwa jurus Payung Rasul benar benar ampuh. Maka disetiap ada tabeuh gendang pencak, abah Andadinata selalu tampil untuk kaul meramaikan perhelatan hajat dengan seizin mereka yang melaksanakan hajatan. Seringkali jurus peksi muih atau jurus payung rasul terlihat aneh dimata pemirsa sehingga menimbulkan rasa penasaran pemirsa untuk mencoba sambung rasa dengan abah Andadinata. Dalam kenyataanya setiap terjadi sambung rasa, rata rata mereka dapat dijatuhkan dalam satu gerakan.

Ilmu hikmah yang didapat oleh abah Andadinata awalnya bermula dari seringnya beliau hadir dalam pengajian ta’lim di tempat Ajengan Asep Samsuddin. Sewaktu abah Andadinata berpetualang di wilayah kota Cirebon sebagai pedagang telur. Layaknya seorang pedagang selalu mencari tempat yang ramai. Satu diantaranya adalah jika disuatu tempat dilaksanakan hajatan atau majelis ta’lim.
Ketertarikan Ajengan Asep Samsudin terhadap sosok Andadinata, karena setiap ta’lim dilaksanakan beliau selalu hadir dan membiarkan lang daganganya tidak di tunggu. Dan ketika ta’lim selesai dagangan abah Andadinata selalu laris dibeli oleh peserta majelis ta’lim. Sebagai ulama dan ajengan, Mama ajengan Asep Samsudin sudah melihat bahwa pedagang telur ini memiliki kharomah yang spesifik. Dan akhirnya abah Andadinata diangkat ebagai murid untuk melestarikan ilmu ilmu hikmah ajengan Asep Samsudin.

Perkembangan pencak silat semakin berkembang, meski pencak silat masih terbatas diajarkan kepada keluarga ningrat dan kalangan ulama. Maka atas saran mama Ajengan Asep Samsudin, diperintahkan Andadinata untuk melanjutkan pembelajaran melengkapi ilmu pencak silat di ke wilayah Parahiangan barat tepat nya di wilayah Kadipaten Cianjur. Berbekal referensi dari mama ajengan Asep Samsudin, abah Andainata datang ke Padepokan silat juragan Rd Haji Ibrahim. Yang dikenal sebagai pendiri dan pencetus Maenpo Cikalong. Tidak jelas apakah abah Andadinata dilatih langsung oleh juragan Rd Haji Ibrahim yang pada tahun 1900an sudah sepuh, atau dilatih oleh seseorang pelatih yang di tugaskan. Yang jelas dari 10 jurus halusan Margaluyu Pusat sangat kental dengan pengaruh maenpo Cikalong. yang berbasis pada silat Madi, Kari dan silat asli Cianjur.
Tokoh Maenpo Cikalong yang usianya relatip lebih muda dari juragan Rd Haji Ibrahim adalah juragan Rd Haji Abullah yang mewarisi ilmu pencak silat Sabandar. Sedangkan Silat Sabandar berasal dari Moh Kosim yang konon berasal dari Pagaruyung Minangkabau Sumatera Barat. Dari juragan Rd Haji Abdullah, abah Andadinata mewarisi ilmu pencak silat Sabandar yang tata geraknya sangat halus dan lembut.

Pengaruh silat Bugis dan Madura dalam keilmuan Margaluyu didapat sewaktu abah Andadinata berpetualang dipesisir pantai utara Cirebon, dimana para keturunan prajurit bugis dan madura yang bergabung dengan Dipati Anom (Amangkurat Amral) yang menyingkir ke Cirebon untuk meminta suaka dari Sultan Cirebon ketika Dipati Anom berseteru dengan ayahnya sendiri Raja Mataram sinuwun ndalem Gusti Amangkurat I

Kompilasi tata gerak Madi, Kari dan Sabandar inilah yang dikemudian hari menjadi 10 jurus wajib Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat ditambah ilmu Hikmah yang diharkatkan setelah selesai berlatih. Mengingat tata gerak 10 jurus Margaluyu Pusat boleh dikatakan sangat sederhana, jurus-jurus tersebut tidak bisa diperagakan dipanggung sewaktu ada tabeuh gendang pencak. Oleh karena itu atas saran para kerabat Gerak Badan Margaluyu Pusat harus memiliki jurus silat murni yang benar benar merupakan maenpo. Dengan demikian Margaluyu Pusat dilengkapi dengan Maenpo yang berasal dari Selah Eurih warisan dari Keluarga juragan Rd Haji Mama Sukarma dan juragan Rd Haji Soma. Oleh karena itu dalam setiap proses harkatan, ketiga tokoh Rd Haji Ibrahim, Rd Haji Abdullah dan Rd Haji Soma yang kesemuanya adalah kerabat Cikalong Cianjur selalu disebut untuk dimohon keikhlasanya serta mohon kepada Allah SWT agar manfaat ilmu warisanya menjadi ibadahnya.

Keilmuan Margaluyu,boleh dikatakan lengkap, karena berintikan ilmu hikmah Sunda wiwitan


yang ditulis tangan oleh abah Andadinata dalam aksara Sunda Wiwitan yang serupa dengan tulisan pada relief prasasti2 di pulau Jawa, serta aksara Hanacaraka. Secara otentik buku ini masih ada dalam bentuk aseli dan telah diperbanyak melalui scanning komputer untuk dipegang oleh semua pelatih yang sudah mendapat mandat untuk melakukan Harkatan.

Pengaruh silat Cina (Khun Tao) dalam keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat diperoleh abah Andadinata sewaktu beliau berpetualang di Cirebon. Dimana silat Cina masuk ke Pulau Jawa dibawa mbah Khaer. Adapun pengaruh silat minang diperoleh dari Mama Sabandar (Moh Kosim).
Sedangkan pengaruh silat Betawi pada keilmuan Margaluyu Pusat karena hasil berguru Maenpo di Cikalong. Dimana Abang Madi dan Abang Kari adalah guru dari juragan Rd Haji Ibrahim. Hal tersebut dikuatkan tokoh Mbah Madi, Mbah Kari dan mbah Sabandar dan mbah Khaer selalu disebut dalam setiap proses Harkatan sebagai ucapan terma kasih atas manfaat ilmunya dan memohon agar amal ilmu yang diwariskan dari beliau ini mendapat imbalan yang tinggi dari Allah SWT.

Kelengkapan keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat secara sempurna dikuasai oleh
abah Andadinata ketika umur beliau mencapai sekitar 35 tahun. Tetapi profesi sebagai
pedagang telur keliling tak pernah dilepaskan. Dan kebiasaan naik panggung ketika ada
perhelatan tabeuh gendang pencak untuk kaul kepada yang punya hajat selalu dilakukan
sebagai promosi makanan sehat yakni telur yang diperdagangkan. Karena seringnya terjadi sambung rasa, dan dalam setiap sambung rasa abah Andadinata selalu unggul, maka beliau menjadi terkenal sebagai juara kaul yang disegani.

Ketenaran abah Andadinata sebagai juara kaul yang tidak punya perguruan, sempat terdengar oleh seorang guru besar perguruan silat yang terkenal di kota Bandung yaitu mang Soehandi yang bertempat tinggal di Gang Singsong tepatnya disekitar station KA Bandung. Tidaklah sulit mencari sosok Andadinata bagi mang Soehandi.
Pertemuan antara mang Soehandi dengan Abah Andadinata untuk sambung rasa merupakan peristiwa penting sebagai tonggak sejarah berdirinya Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat.
Baru pertama kali abah Andadinata bersambung rasa dengan tokoh silat yang berlevel
guru besar. Bagi mang Suwandi juga baru pertama kali bertemu pendekar tanpa paguron yang selalu bisa mengunci geraknya dengan halus tanpa melukai apalagi mencederai. Sebagai ksatria Pendekar, Mang Suwandi menyatakan bahwa keilmuan Margaluyu Pusat adalah ilmu silat yang lengkap ditambah ilmu hikmah yang benar2 murni tanpa menggunakan tenaga khodam. Dan beliau memohon kepada abah Andadinata untuk sudi menerima dirinya sebagai murid.
Permohonan mang Soehandi ditolak oleh abah Andadinata, tetapi menerimanya sebagai sahabat. Maka mulai saat itu, dinyatakan bahwa dalam pakem keilmuan Margaluyu tidak dikenal istilah guru, apalagi gelar guru besar. Yang dikenal adalah sahabat (ikhwan / ahwat) yang sedang berlatih. Sumbangan yang terbesar dari Mang Suwandi dalam keilmuan Margaluyu Pusat adalah jurus kasaran yang lebih dikenal dengan jurus 14 dan jurus-jurus peupeuhan. Dengan demikian semakin lengkaplah jurus jurus Kelimuan Margaluyu Pusat yang merupakan jurus jurus yang memiliki kharomah.
Dengan masuknya mang Soehandi ke dalam Margaluyu Pusat kemudian beliau membawa sahabat-sahabatnya untuk berlatih diantaranya adalah Mang Uwen serta pak Adiwikarta (Mang Ulis) dan Andi Rohandi. Maka disepakati yang semula keilmuan Margaluyu belum memiliki nama paguron maka dengan bergabungnya para senior diatas, secara resmi diberi nama Margaluyu Pusat. Marga adalah jalan, Luyu = Saluyu atau lancar, Pusat berarti selalu ditengah. Jadi secara harfiah Margaluyu Pusat diartikan sebagai Selalu berjalan ditengah agar selalu lancar.

Meski jurus-jurus Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat berbasis pada gerak pencak silat.
Tetapi sesungguhnya adalah ilmu beladiri pernapasan, yang berkharomah tenaga dalam. Yang mana seni beladiri pernapasan saat itu pada akhir decade 1930an belum banyak dikenal oleh masyarakat. Sehingga sulit di perkenalkan atau disosialisasikan. Baru pada tahun 1948 didaftarkan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bandung sebagai Persatuan Pencak Silat Margaluyu Pusat.

Nama-nama jurus halus 1 – 10


  1. Jurus 1 Jurus Keupeul
  2. Jurus 2 Jurus teundued
  3. Jurus 3 Jurus jeblag
  4. Jurus 4 Jurus buka
  5. Jurus 5 Jurus potong
  6. Jurus 6 Jurus tomplok
  7. Jurus 7 Jurus liliwatan
  8. Jurus 8 Jurus colok
  9. Jurus 9 jurus patahan
  10. Jurus 10 Jurus seuseup


Sampai akhir hayatnya Abah Andadinata bermukim didesa Cikuya kecamatan Cicalengka.
Beliau wafat pada petang hari tanggal 29 Jnuari 1969 dan di makamkan ditempat yang sama pada tanggal 30 Januari 1969 di desa Cikuya.



JURAGAN RD HAJI IBRAHIM



Juragan Raden Haji Ibrahim Djaya Perbata

Bagi Masyarakat Cianjur nama Juragan Haji Ibrahim bukanlah nama yang asing. Nama kecil
beliau adalah Raden Djaya Perbata. Cucu dari Rd Wiratanu datar Pendiri Kota Cianjur.
Juragan Rd Haji Ibrahim adalah pendiri s lat aliran Cikalong. Beliau adalah seorang pendekar yang telah melakukan terobosan besar dalam mengembangkan Pencak silat, yang pada awalnya hanya di berikan pada kalangan ningrat / bangsawan. Untuk di Sosialisasikan kepada rakyat biasa. Terobosan lain adalah mengembangkan pencak silat yang semula hanya berupa beladiri fisik menjadi beladiri yang memiliki kharomah melalui olah rasa. Peningkatkan dari fisikal intelligent menjadi spiritual intelligent dalam beladiri merupakan hasil perenungan (khalawat) di Goa Cilebut yang berada didaerah Cikalong Kulon. Sampai sekarang Goa tempat beliau ber-khalawat tetap terjaga sebagai petilsan yang menjadi asset budaya Pemda Kabupaten Cianjur

Pada masa mudanya, beliau berdagang kuda turunan Eropa. Beliau membeli kuda dari Batavia dan kemudian dijual kepada para bangsawan- bangsawan tatar sunda. Melalui akivitas jual beli kuda turunan Eropa, beliau berkenalan dengan pande besi yang biasa memasang sepatu kuda. Yang kelak kemudian diketahui bahwa sang pande besi itu adalah seorang pendekar besar yang dalam kesehariannya di panggil Bang Madi.
Rahasia Bang Madi sebagai pendekar besar terbongkar di hadapan Raden Djaya Perbata, ketika kuda yang dibelinya memerlukan penggantian sepatu. Sewaktu proses penggantian sepatu terjadi insiden, dimana kuda tersebut menyepak Bang Madi. Menghadapi situasi seperti itu naluri pendekar bangkit. Dengan gerak reflek yang cepat Bang Madi menangkis sepakan kuda. Tangkisan yang kuat membuat kaki kuda sanalika menjadi patah. Peristiwa tersebut terjadi dihadapan Raden Djaya Perbata. Sebagai seorang yang menguasai ilmu silat, beliau tahu bahwa Bang Madi sebenarnya adalah pendekar yang berilmu tinggi yang menjalani kehidupan secara bersahaja dan diyakini bahwa bang Madi adalah seseorang yang memiliki budi pekerti luhur. Bagi orang dibilangan Jatinegara nama Bang Madi sudah sangat dikenal sebagai pendekar nomor wahid.
Bang Madi tidak kuasa menolak ataupun menghindar ketika raden Djaya Perbata menyatakan
bahwa ia adalah seorang pendekar yang berilmu tinggi. Kemudian Raden Djaya Perbata memohon untuk belajar pukulan dan menjadi murid bang Madi.
Ciri khas jurus2 pukulan bang Madi mengandalkan tenaga (power) untuk melumpuhkan lawan
dalam tempo yang cepat. Tangkisan atau pukulanya bisa mematahkan tulang lawan. Yang kelak kemudian hari dikenal dengan istlah suliwa dan sanalika.
Konsep jurus pukulan Bang Madi adalah melumpuhkan lawan dengan cepat. Mengingat Reflek
seseorang akan menurun mana kala tenaga terkuras habis jika perkelahian berlangsung dalam tempo lama. Sebagai murid yang cerdas, dalam waktu yang tidak lama, jurus jurus pukulan bang Madi tuntas dipelajari. Dan akhirnya bang Madi mengutus Rd Djaya Perbata untuk mencari Sahabatnya Bang Kari yang bertempat tinggal di kampung Benteng Tangerang, guna belajar silat untuk menambah sampai tuntas silat Betawi.
Bang Kari kedatangan tamu utusan sahabatnya bang Madi untuk belajar silat, meyakini bahwa Rd Djaya Perbata memilki “Tulang” yang bagus untuk bisa menjadi seorang pendekar besar. Hal ini dibuktikan bahwa dengan sulitnya bang Kari untuk bisa menjatuhkan murid bang Madi yang baru saja dikenalnya.

Rd Djaya Perbata menjadi murid bang Kari, dengan tipe permainan yang jauh berbeda. Jurus2 pukulan bang Kari, adalah jurus menyerang dengan cepat. Tidak memberikan kesempatan pada lawan untuk balik menyerang.
Konsep permainan jurus bang Kari adalah sama dengan konsep permainan jurus bang Madi.
Yaitu melumpuhkan lawan dengan cepat. Jurus bang Kari dengan kecepatan, sedangkan jurus
bang Madi dengan Tenaga. Kelak dikemudian hari, kecepatan dan tenaga (speed and power) menjadi paduan / kombinasi yang menentukan dalam hal melumpuhkan lawan dengan tempo yang sangat singkat.

Tuntas sudah pelajaran silat betawi yang diajarkan pada Rd Djaya Perbata. Kemudian kembali ke Cikalong. dan selanjutnya mengamalkan semua pelajaran jurus2 silat untuk diajarkan kepada kerabat dekat dan masyarakat sekitar yang berminat.
Empat guru utama dari Rd Haji Ibrahim adalah Rd Ateng Alimudin kampung baru Jatinegara,

Abang Ma’rup Karet Tenabang, Madi Gang Tengah, dan Bang Kari Benteng Tangerang. Nama Raden Haji Ibrahim di peroleh setelah beliau menunaikan ibadah haji. Sehingga sampai saat ini beliau lebih dikenal sebagai Juragan Raden Haji Ibrahim.

Pertemuanya dengan Mama Sabandar (Moh Kosim), di awali oleh adanya seorang musyafir dari tanah seberang (Sumatra) yang tinggal di mesjid bilangan pasar baru Cianjur yang sukarela rela menjadi Merbot. Seringkali terlihat berlatih silat sendiri di waktu malam hari. Rasa ketertarikan Rd Haji Ibrahim terhadap sosok Moh Kosim karena jurus silatnya sangat berbeda dengan semua jurus silat yang pernah dipelajari dari keempat gurunya. Gerak jurus yang halus tetapi menurut pandanganya memiliki alir tenaga yang hebat.
Dengan penuh persahabatan Rd Haji Ibrahim mohon untuk diperagakan implementasi jurus silat yang terlihat halus dengan cara usik. Ternyata dapat dirasakan alir tenaga yang dapat melumpuhkan dan mengunci serangan bahkan mampu merobohkan dalam waktu yang cepat, dengan tanpa membuang tenaga yang banyak.
Sejak saat itu Moh. Kosim menjadi sahabat dan memberi tempat tinggal di Kampung Sabandar. Dan kemudian Moh Kosim dikenal sebagai mama Sabandar.

Di hari tuanya, Mama Sabandar bermukim di daerah Wanayasa Purwakarta. Murid utama mama
Sabandar adalah Rd Haji Abdullah.



PEDOMAN MARGALUYU PUSAT



Pedoman Gerak Badan Pemcak Margaluyu Pusat

Pada hakekatnya manusia adalah benda ghaib, maka Ia harus mampu membuktikan dirinya
sebagai benda ghaib. Agar anugrah yang telah diberikan Allah SWT tidak mubazir.
Pedoman ini merupakan kode etik bagi seluruh warga Margaluyu.

Sarigig kudu jeung harti, sarengkak reujeung pikiran, memeh prak sing ati-ati, mun sidik gorengsingkiran



  1. Ulah wantun nyarioskeun kanu sanes sateu acana kahartos sareng kahartos ku salira ku anjeun.
  2. Ulah wantun ngantunkeun padamelan anu wajib.
  3. Ulah ngahanakeun kana cariosan ku anjeun.
  4. kedah ageung maklum kana kaluputan nu sanes.
  5. Kedah tiasa mener kana salasawios nafsu.
  6. Poma pisan ulah rek aral subaha kedah rido, kedah pasrah, kedah sabar, tawekal
    anggoning nampi musibat
  7. Poma ulah mungpang kana parentah nagara.
  8. Ulah sombong ieu aing adigung adiguna.
  9. Ulah kagungan manah dir, nguntup, ka pada jalma.
  10. Ulah kumawani ngahina (ngagorengakeun)
    a. ka Guru
    b. ka Ratu
    c. ka Ibu
    d. ka Rama sareng sanesna


sejalan dan satu pengertian antara Cipta dan pikiran, berlakulah waspada serta hati hati, jika ternyata menghasilkan keburukan segera disingkirkan.


  1. Jangan sekali kali menceritakan sesuatu yang belum pernah dirasakan oleh diri sendiri

  2. Jangan meninggalkan pekerjaan yang wajib
  3. UTidak mengarang cerita
  4. Harus memiliki rasa welas asih dan mau memaafkan kesalahan orang lain
  5. Harus bisa mengendalikan nafsu
  6. Tabah, sabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan maupun musibah
  7. Tunduk dan patuh pada undang undang negara
  8. Jangan sombong adigung dan adiguna
  9. Jangan memiliki rasa tinggi hati (dir) kepada sesama
  10. Jangan berani menentang dan menghina kepada
    a. Guru
    b. Ratu
    c. ibu
    d. Bapak dan lainya




Budi Pekerti
setiap orang dilahirkan kedunia dalam keadaan bersih, Diakui kondisi lingkungan dan
pendidikan memiliki pengaruh yang significant dalam pembentukan perilaku. Aneka ragam
pendidikan menjadikan seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi dan wawasan luas.
Tetapi tidak menjamin menjadikan seseorang memiliki budi pekerti yang luhur. Keluhuran budi pekerti hanya bisa ditempuh dengan cara pengendalian nafsu. Kunci untuk menjadikan seseorang memiliki budi pekerti luhur terletak pada sejauh mana dapat mengendalikan semua nafsu didalam diri. Gerak Badan Margaluyu Pusat menitik beratkan sistimatika pelatihan dalam bentuk pengendalian nafsu dalam upaya membentuk pribadi yang memiliki keluhuran budi perkerti, serta mengenal jati dirinya.


Kepribadian

Membentuk sejarah hidup yang baik adalah idaman (Margasaluyu), Oleh karena itu waspadalah terhadap keruwetan angan-angan / keinginan. Raihlah keinginan dengan cara yang terhormat dan halal.
Gerak Badan Margaluyu Pusat dengan sistimatika pelatihan pengendalian nafsu, Insya Allah diizinkan bisa membentuk seseorang memiliki budi pekerti luhur dan berkepribadian
untuk membentuk sejarah hidup yang baik. Oleh karena itu Gerak Badan Margaluyu Pusat bukan ilmu kebathinan melainkan olah kepribadian.
Gerak Badan Margaluyu Pusat adalah wahana untuk mengolah diri pribadi, agar manusia dapat membuktikan dirinya sebagai benda ghaib. Peka terhadap semua unsur yang merugikan diri, serta menetralisir pengaruh buruk yang melingkupi dirinya serta menciptakan sejarah hidup yang baik.

KUALITAS KEPRIBADIAN






Kualitas Kepribadian

Setiap orang berupaya untuk menjadi yang terbaik, atas dasar kepentingan inilah setiap orang berusaha untuk mewujudkanya. Berbagai cara dapat dilakukan baik secara spiritual maupun logika ilmiah dengan cara yang halal dan terhormat.


  1. Meningkatkan kualitas IMAN & TAQWA (Menjalankan ibadah secara seimbang)
  2. Meningkatkan Kualitas POLA PIKIR (Meraih dan Memiliki intelektual tinggi)
  3. Meningkatkan Kualitas PROSES KERJA (Konsisten dan bertanggung jawab)
  4. Meningkatkan Kualitas HASIL KERJA (Mampu membahagiakan orang lain)
  5. Meingkatkan Kualitas HIDUP (Bahagia Dunia dan Akhirat)



Yang pada akhirnya menjadikan diri kita sebagai hamba Allah yang beriman dengan membawa manfaat bagi orang lain dan lingkunganya (Wa amannu ladziina rokhmatan lil alamin).

Sistimatika pelatihan dan Pengolahan

Gerak Badan Margaluyu yang berakar dari silat tradisional, sudah barang tentu tidak terlepas dari unsur silat atau maenpo. Oleh karena itu sistimatika pelatihan diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan usia dan atau level kecerdasan / kedewasaan masing masing. Jurus jurus permainan pencak silat dan ibing pencak bisa diikuti oleh semua level usia. Sedangkan untuk jurus jurus olah pernapasan hanya diberikan kepada mereka yang telah berusia minimal 17 tahun. Tentu hal ini dengan pertimbangan bahwa level kedewasaan dan pola pikir sudah cukup matang. Bagi mereka yang masih berumur dibawah 17 tahun hanya berlatih jurus jurus permainan pencak silat dan ibing silat. Dengan tujuan agar pada saatnya nanti diharapkan bisa menjadi pendekar yang memiliki watak satria.
Gerak Badan Margaluyu Pusat tidak mengenal tingkatan dalam olah jurus jurus pernapasan Dan tidak mengenal istilah guru besar. Level senioritas secara otomatis akan terbentuk sendiri sesuai dengan pengalaman masing dalam implementasi sehari-hari. Dengan demikian tidak akan terjadi jarak antara pelatih dengan yang dilatih.

Jurus jurus Margaluyu Pusat



  1. 10 Jurus halus (wajib ditempuh)
  2. Jurus tikahan (wajib)
  3. Jurus kasaran (optional) tidak wajib diambil
  4. Jurus kasaran peupeuhan (optional) tidak wajib
  5. Jurus Payung Rasul (optional) tidak wajib ditempuh.



Harkatan dilaksanakan setelah semua latihan jurus halus dan tikahan selesai dilakukan. Harkatan hanya dilakukan satu kali saja. Pemantapan 10 jurus halus dan jurus tikahan dalam bentuk implementasi dan aplikasi dilakukan dalam bentuk “usik” guna membiasakan diri agar mampu secara reflek mengalirkan dan menempatkan energi dengan tepat dan benar. Latihan usik dimaksud agar tidak terjadi miss understanding dalam penggunaan jurus jurus pernapasan Margaluyu.

Harkatan atau wisuda bukanlah proses pemindahan ataupun transfer energi atau punpengisian energi, karena keilmuan Margaluyu Pusat bukan berbasis pada ilmu ilmu hikmah yang dikenal saat ini Harkatan itu sendiri adalah memohon kepada Allah SWT untuk diberi Hak untuk meneruskan ibadah para pendahulu dan melestarikanya. Ada 5 hak dimohonkan agar semua jurus jurus dapat digunakan secara optimal dalam membela diri dan atau melindungi / menolong sesama umat. Pelatihan jurus-jurus kasaran dimaksudkan untuk melatih olah rasa bagi penghayat Margaluyu Pusat, agar yang bersangkutan dapat merasakan alir energi dari setiap jurus yang dipelajari. Sehingga yang bersangkutan dapat mengatur dan mengendalikan alir energi secara proposional dan efisien.

Konsep “rasa isi” atau dalam istilah Maenpo dikenal dengan “kosong isi” harus benar benar dirasakan, sehingga tidak ada lagi keraguan apabila jurus jurus pernapasan di aplikasikan.Disamping pelatihan jurus, dilaksanakan juga pelatihan khusus untuk mendapatkan kepekaan dan meningkatkan kecerdasan spiritual bagi penghayat Gerak Badan Margaluyu Pusat.
Jenis pelatihan ini terbuka pada siapa saja yang telah di harkat. Kepekaan, kecerdasan spiritual dimaksudkan agar penghayat Gerak Badan Margaluyu Pusat dapat menunaikan ibadah guna menolong melindungi sesama umat maupun diri sendiri secara proposional bebas dari unsur klenik, mampu menciptakan sejarah hidup yang baik. Berbudi pekerti luhur.

Pelatihan tersebut diatas adalah berupa “tapayoga” (meditasi) yang terbagi dalam dua jenis meditasi.Yaitu meditasi “dasar satu” dan meditasi “dasar Null”.

Hakekatnya meditasi ini terbagi 3 tujuan yang berbeda yakni:


  1. Kamadhatu
    Meditasi olah rasa dan olah energi agar diri kita dapat menggulung
    keempat unsur nafsu dan mencapai titik Null

  2. Rupadhatu
    Meditasi olah rasa dan olah energi guna memohon ridhlo Allah untuk
    mewujudkan hajat

  3. Arupadhatu
    Meditasi ini adalah olah rasa untuk dapat manunggal dengan alam dan
    penciptanya serta membersihkan bathin agar selalu mendapatkan Nur Illahi. Yang pada
    akhirnya Insya Allah mendapat barokah lahir bathin dari Allah SWT.



Meditasi ini adalah olah rasa untuk dapat manunggal dengan alam dan penciptanya serta membersihkan bathin agar selalu mendapatkan Nur Illahi. Yang pada akhirnya Insya Allah mendapat barokah lahir bathin dari Allah SWT.

Jurus Payung Rasul dikategorikan sebagai jurus kasaran yang bersifat optional, dalam artian boleh ditempuh apabila yang bersangkutan telah benar benar siap. Jurus ini tidak diharkat oleh pelatih. Tidak dikenal proses pembukaan atau proses tutupan untuk Jurus Payung Rasul atau yg dikenal dengan jurus R dalam pakem keilmuan Margaluyu. Dengan kata lain tidak ada istilah harkatan atau Wisuda untuk jurus Payung Rasul atau jurus R. Tetapi proses harkatanya dilakukan oleh diri pribadinya sendiri.

Berdasarkan uraian diatas secara tegas dan gamblang bahwa keilmuan Margaluyu Pusat tidak mengenal tingkatan. Hasil yang diperoleh sangat bergantung pada evolusi kecerdasan pribadi masing masing.
Keilmuan Margaluyu Pusat tidak menciptakan pendekar yang ahli menundukan orang lain. Akan tetapi membina seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi yang disebut dengan Inteligent Spiritual Quession (ISQ).


Dalam pakem keilmuan Margaluyu Pusat, Kecerdasan dibagi dalam tahap tahap seperti berikut :


  1. Kecerdasan fisik (IQ)

  2. Kecerdasan Emosi / Emossional Quession (EQ)
  3. Kecerdasan Emossinal Spiritual / Emossion Spiritual Quession (ESQ)
  4. Kecerdasan Spiritual/ Inteligent spiritual quession (ISQ).


Jalan untuk mendapatkan kecerdasan bukan hanya diperoleh dari bangku sekolah. Karena bangku sekolah tidak menjamin seseorang bisa menjadi cerdas. Kecerdasan hanya bisa didapat melalui proses latih diri secara tekun.
Seseorang yang cerdas akan tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Seseorang yang cerdas tidak akan menipu diri sendiri yang pada akhirnya dapat mengaburkan fakta sejarah pribadi dan sekalisgus menurunkan citra martabat pribadi. Oleh karena itu “Den Waspada Ruweting Cipta”.

PENYEBARAN KEILMUAN MARGALUYU



Penyebaran Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat

Sejak secara definitip PPS Margaluyu Pusat yang berkedudukan di desa Cikuya kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung pada tahun 1948 didaftarkan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayan Propinsi Jawa Barat. Maka mulailah keilmuan Margaluyu Pusat menyebar keluar dari Cicalengka. Para senior Margaluyu Pusat yang telah berjasa dalam pengembangan dan penyebaran Keilmuan Margaluyu Pusat antara lain.



  1. Mang Soehandi (Bandung)
  2. Andi Rohandi (Cicalengka Dungus Maung)
  3. Mang Uwen (Garut)
  4. Mang Adiwikarta (Ulis – Cikuya Ciclengka)
  5. Idid Junaidi (Cikuya Cicalengka)
  6. M. Saleh (Linggar Rancaekek)
  7. M. Saitja (Anjun Kanoman, Karawang)
  8. Oey Cin Ong (Kota Karawang)
  9. Soe Ih (kota Karawang)
  10. Mualim Toha (Pancasan, Bogor)
  11. H. Maan (Bogor)
  12. H. AbubakarSidiq (Kubang, Cianjur)
  13. Ucu Sapri (Kebayoran)
  14. Musa (Tanjung priok, Jakarta)
  15. Romli Eng Go (tebet Jakarta)
  16. Suherlin (Pamanukan Subang)
  17. Dan Suwaryono (Jogyakarta)
  18. Sumo Prawiro (Kalinongko, Wates DIY)
  19. Soekabdjo (Beran kidul Sleman)
  20. Toha Sunarya (Waru – Sidoarjo)
  21. Muljohadi Soetomo (gedung air – Lampung)
  22. Imam Sudarso (Kp.duri – Grogol, Jakarta)
  23. Arkam (Cililitan – Jak. Timur)



Mereka adalah pelatih senior yang telah memberikan andil besar dalam penyebaran keilmuan Margaluyu Pusat. Dari jasa para senior inilah penyebaran keilmuan Margaluyu Pusat baik ilmu pencak silat maupun ilmu pernapasan menyebar ke seluruh Nusantara.
Selepas wafatnya abah Andadinata, kordinasi pemberian mandat sebagai pelatih dilakukan oleh Ibu Sukaesih Andadinata dibantu oleh Mang Andi Rohandi dan Idit Junaidi.
Sedangkan untuk kordinasi pelatihan di sekertariat Pusat Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat Cikuya Cicalengka

o Pencak Silat oleh bapak Idit Junaedi
o Sport /jurus oleh Bapak Andi Rohandi.


Guna melestarikan pakem Keilmuan Margaluyu Pusat, baik metode pelatihan maupun kesempurnaan tata gerak silat dan atau tata gerak jurus pernapasan, sedikitnya 1 tahun sekali dilakukan pertemuan pendekar pelatih Margaluyu Pusat di Cikuya Cicalengka yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal. Yang sampai saat ini masih menjadi tradisi.

ILUSTRASI



Illustrasi

Runtuhnya kejayaan Majapahit dimulai terjadinya perang Bubat antara Majapahit dengan Pajajaran Galuh Pakuan pada masa Hayam wuruk dan Perang paregreg pada masa prabu Brawijaya V, bersamaan dengan berkembang pesatnya agama Islam di Pulau Jawa.
Keruntuhan Majapahit di susul berdirinya kerajaan Islam pertama Demak Bintara pada abad ke 16. Kerajaan Demak hanya berumur 50 tahun. Pada tahun 1555 kerajaan Demak runtuh dan muncul kerajaan Pajang . Mulai saat inilah ilmu hikmah berupa kesaktian individu yang dibawa oleh para ulama yang berkharomah dari tanah Arab dan sekitarnya menyebarkan Islam di Jawa.

Hadirnya ilmu2 hikmah menggeser ilmu keterampilan beladiri silat, sehingga penghayat
ilmu2 kharomah semakin bertambah dan ketertarikan masyarakat untuk mendalami ilmu beladiri silat semakin berkurang dan meninggalkan ilmu belaidiri silat. Keinginan masyarakat untuk menjadi sosok yang memiliki kesaktian bathin lebih besar yang mengakibatkan tanah Jawa kekurangan pendekar beladiri silat.

Jadi tidak aneh expediisi (Gusroh) Dipati Unus ke Melaka memerangi penjajah Portugis gagal total. Demikian pula pasca tewasnya Dipati Unus di Melaka, Kerajaan Demak semakin lemah. Dan runtuh pasca pemerintahan sultan Trenggono. Mas Karebet mengambil alih kuasa Demak dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Hal inipun hanya bertahan selama satu generasi. Kerajaan Pajang Yang dI rongrong oleh Dipati
Jipang Panolan runtuh pasca Danang Sutawijaya berhasil mematahkan pemberontakan aria
Penangsang adipati Jipang Panolan
Berbekal tanah perdikan hutan Mentaok yang di hadiahkan Mas Karebet kepada Danang Sutawijaya, disusun kekuatan untuk mbalelo terhadap kekuasaan Pajang. Yang pada akhirnya Kerajaan Pajang runtuh. Kemudian munculah kerajaan Mataram Islam yang dipimpin oleh Danang Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati.
Runtuhnya Demak maupun Pajang secara logika di sebabkan oleh kurangnya keterampilan beladiri setiap inividu karena beralih pada ilmu2 hikmah yang menjanjikan kesaktian kesaktian. Danang Sutawijaya adalah pendekar yang mumpuni dan menyadari bahwa dalam perang terbuka, manfaat ilmu hikmah tidak banyak membantu untuk membuat unggul jurit. Keterampilan beladiri lebih banyak menentukan kemenangan. Gugurnya ario Penangsang disebabkan kalahnya bertanding fisik dengan Danang Sutawijaya.

Hadirnya bangsa Belanda di Sunda Kelapa membuat gusar Sultan Agung. Usaha Sultan Agung untuk mengusir Belanda pada tahun 1627 dan 1628 gagal total. Dimana ilmu kharomah prajurit Mataram dengan mudah di patahkan oleh kecerdasan akal prajurit Belanda yang dibantu pendekar bayaran yang ahli ilmu silat. Perjuangan Sultan Agung mengusir Belanda dari tanah Jawa tidak pernah terwujud sampai akhir hayatnya. Melihat kondisi ini para bangsawan di tatar Sunda Jawa Barat menyadari bahwa ilmu2 hikmah hanya baik untuk penghayatan individu, dan tidak berguna banyak jika dibawa untuk perang terbuka.
Oleh karena itu para bangsawan Sunda lebih berkonsentrasi untuk memperdalam ilmu beladiri fisik seperti Silat. Lain halnya dengan yang terjadi di jawa tengah dan timur. Ilmu2 hikmah tetap hidup subur dan meninggalkan ilmu beladiri. Sehingga banyak ilmu beladiri silat asli jawa yang punah

Dari ilustrasi diatas, sentra ilmu beladiri silat terpusat di tatar sunda Jawabarat. Dan terbukti Fatahilah mampu melumpuhkan Sunda kelapa. Sehingga berganti nama menjadi Jayakarta. Jadi secara logika sangat kecil kemungkinan masyarakat jawa barat waktu itu belajar ilmu silat ke Jawa Tengah atau jawa Timur. Justru sebaliknya ilmu beladiri silat yang berkembang di Jawa justru banyak berasal dari tatar Sunda dan Jayakarta, dimana Jayakarta sebagai Bandar raya sebagai pintu masuk budaya maupun aneka ragam aliran silat. Oleh karena itu kemahiran beladiri abah Andadinata tidak diperoleh dari hasil berguru kewilayah tengah dan timur pulau jawa. Yang memang pada kenyataanya abah Andadinata tidak pernah merantau ke jawa tengah untuk berguru silat disana . Dilihat dari permainan ilmu silat Abah Andaidinata lebih dominan menggunakan ilmu silat hasil berguru di tatar sunda seperti pengaruh maenpo Cikalong yang merupakan perpaduan silat Madi, Kari, Sabandar, Khaer dan silat asli tatar sunda peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran.
Sehingga jelas terlihat bahwa pengaruh ilmu beladiri dari Keraton Mataram terhadap jurus Margaluyu Pusat nyaris minimal sekali. Satu satunya pengaruh beladiri keraton Mataram justru asimilasi silat bugis, Madura dan Cina didapat dari keturunan para prajurit Mataram yang menyingkir ke Cirebon sewaktu terjadi pertikaian antara gusti Adipati Anom (Amangkurat admiral) dengan ayahnya sendiri Gusti Amangkurat I (sunan kencet) yang pada saat itu menjadi raja Mataram. Sehingga secara historis tidak ada hubungan langsung antara keilmuan Margaluyu Pusat dengan Keraton Mataram.

Tidaklah untuk menapis keterkaitan beladiri asal keraton Mataram dengan keilmuan Margaluyu Pusat. Tetapi memang fakta sejarah menyatakan Keilmuan Margaluyu Pusat yang didirikan oleh abah Andadinata di Cikuya Cicalengka memang tidak memiliki hubungan dengan Keraton Mataram